Kau tau,
tentang seberapa sulit bagiku
akrab dengan orang baru
Termasuk padamu kala itu,
kucari berbagai cara seru
agar kita lekas menyatu
Kau tau,
Selarik upaya melupakan
adalah keniscayaan
Sampai harum juang kini hambar
pelangi pudar,
entah pengaruh masa yang terus beredar
atau kita alpa dan 'lapar' (?)
Dan kau tau,
tentang seberapa entah memperjuangkanmu
seakan milikku juga milikmu
segalaku, milikmu
Dan,
Selamat berlari
mengejar mimpi dan hadapi!
Karna ku tau,
Kau lebih hebat dariku!
25/November/2018
*puisi ini akan kusisipkan di kado buat teman baikku 24 Desember nanti. Teman yang punya kisah dibalik supelnya. Banyak mengispirasi, dan tentunya tak banyak yang tau.
Aku turut berterimakasih tentang sudinya menjadi temanku. Sudah mau banyak bercerita tentang masa-masa dirumah. Terimakasih. Juga kok mau-maunya mendengar ocehanku kala fikiranku lagi penuh. Terimakasih.
Terimakasih, sejak 2 tahunan lalu (2016), mau berbaur dengan orang bodoh ini.
Terimakasih.
Semoga tulisan ini mampu mengingatkanku, entah ratusan tahun yang akan datang, bahwa aku pernah punya teman sepertimu.
Pemilihan katanya bagus :)), saya rasa temanmu itu bakal suka dengan puisimu ini
BalasHapusTerimakasih Banyak. Hehe
Hapus