Puisi: Selepas Rindu



Puisi: Selepas Rindu

Langit mendung
angin terbendung
dirusaknya jarak antara rasa dan kata-kata
yang mudah murka

Sesampainya diujung senja yang pucat,
badan direbahkan, tangan dijidat
lalu lelap
dan tersesat dalam mimpi-mimpi senyap

"Mau kemana?"
Lamun tersingkap

"Bukankah duka sudah terseka?"
Kaki beranjak

"Mau kemana?"
Sembari melepas rangkai jemari

langit muram
air riuh berjatuhan
mengabarkan semangat setelah perginya
sekali berduka, berjuta bangkitnya

Dan kembali,
merampal mimpi hingga pagi,
dan terus,
menjerat rasa tumpu esok
dan entah,
ku rindu kau sampai kapan.

Komentar